Melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat, Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, yang terdiri dari dosen dan mahasiswa memberdayakan kelompok pengrajin batik, khususnya yang berasal dari Jalan Sumber Mulyo IV , Gundih, Bubutan Kota Surabaya dengan pendampingan manajemen produksi dan pemasaran untuk memperkenalkan Batik Tin pada masyarakat serta meningkatkan kualitas produk sehingga dapat berkontribusi sebagai salah satu batik khas Surabaya.
KetuaTim Pengabdian Masyarakat , Nurullaily Kartika, SE, MBA mengungkapkan bahwa kegaitan ini sebagai bukti nyata dalam pelestarian batik di Indonesia, mengingat batik merupakan salah satu warisan budaya yang dimiliki Indonesia sesuai dengan pengakuan dari UNESCO terhadap batik pada tanggal 28 September 2009 di Abu Dhabi. Lebih lanjut, Nurulaily juga menjelaskan bahwa “harapan kami pengabdian pada masyarakat ini dapat mendorong dan memajukan pengrajin di Kampung Batik Tin Kelurahan Gundih untuk menghasilkan produk batik yang memiliki daya jual dan daya saing," . Dalam melaksanakan kegiatannya, 3 orang dosen lain juga terlibat yakni Dr. Yetty Dwi Lestari,SE,MT, Noorlaily Fitdiarini, SE,MBA, Dr. Tri Siwi Agustina serta empat orang mahasiswa dari prodi S1 Manajemen yaitu Qothrunnada Salsabila, Humaira Athiya Rachman, Assadam Risqi dan Andhika Rayhan Hilmy.
“Program ini kami rancang dalam 3 kegiatan mulai 20 Agustus 2022 hingga 10 September 2022 dengan dengan membina pengrajin di Kampung Batik Tin sejumlah 31 orang dengan menjalankan sejumlah kegiatan di antaranya pelatihan, sosialisasi dan pendampingan” pungkasnya. Rangkaian kegiatan tersebut, pertama adalah mengadakan pelatihan desain batik dan pewarnaan dengan tujuan untuk memperkaya pengetahuan dan menajamkan keterampilan mendesain motif batik agar tidak monoton. Kedua adalah sosialiasi HAKI atas karya batik dan juga pelatihan foto produk dengan menggunakan smartphone, Ketiga adalah pelatihan manajerial usaha yang meliputi manajemen pemasaran dan manajemen pengorganisasian
Menurut penuturan Bapak Siswojo selaku Ketua RW IV Sumbermulyo, para pengrajin tersebut mayaoritas adalah ibu – ibu yang yang berprofesi sebagai ibu rumah dan tergolong MBR dan Non-MBR . “Dengan adanya kegiatan membatik ini tentu dapat menciptakan nilai ekonomi baru bagi masing-masing rumah tangga untuk menambah penghasilan keluarga,” tambahnya. Selain menjadi tambahan penghasilan, menurut Pak Sis, melalui batik masyarakat juga dapat ikut berkontribusi dalam industri kreatif khas Surabaya dengan mengangkat pohon Tin atau Ara sebagai motif batik.
Dr. Gancar Candra Premananto, Ketua Departemen Manajemen pada saat pembukaan kegiatan menuturkan, bahwa kegiatan PKM ini bermaksud mendorong pengrajin Batik Tin untuk berinovasi dalam kegiatan produksi batik, salah satunya dengan memanfaatkan semua elemen pohon Tin, mulai dari daun, ranting dan buah sebagai motif andalan serta pewarnaan.
Drs. Kartika Indrayana selaku Camat Bubutan mengungkapkan bahwa kepedulian prodi S1 Manajemen Universitas Airlangga ini sangat dihargai dan bermanfaat karena saat ini para pengrajin Batik Tin sudah mulai menerima pesanan dari berbagai kantor pemerintahan. Pesanan tertinggi senilai Rp. 23 juta, Oleh karena itu untuk meningkatkan penjualan harus disertai dengan upaya untuk memperkaya motif dan peningkatan kualitas pewarnaan.