Spiralife di inisiasi oleh dua orang, yang saat pendiriannya berada di Belanda untuk mengenyam pendidikan doktoral. Salah satu pendiri Spiralife adalah Amak Yaqoub, staf pengajar di bidang Operations and Supply Chain Management, Departemen Manajemen, Universitas Airlangga. Pendiri lainnya adalah Maulana Azimatun Nur, PhD., dosen sekaligus pakar di bidang mikroalga di Universitas Pembangunan Veteran Jogjakarta.
Pendirian Spiralife dilandasi kekhawatiran kedua co-founder atas tertinggalnya Indonesia dalam produksi dan pemanfaatan mikroalga. Padahal tren di negara-negara maju, terutama Eropa dan Amerika Serikat, mikroalga semakin massif digunakan sebagai sumber protein, vitamin, dan nutrisi. Masifnya penggunaan mikroalga dilandasi temuan ilmiah bahwa komoditas tersebut merupakan solusi kebutuhan sumberdaya masa depan yang berkelanjutan (sustainable).
Sesuai dengan namanya mikroalga adalah jenis makhluk hidup yang sangat kecil (lebih kecil dari 0,00001 meter), sehingga hanya bias dilihat dengan jelas di bawah lensa mikroskop. Salah satu jenis mikroalga adalah Spirulina, dikenal sebagai “superfood” karena kandungan protein dan mikro nutrien lain yang sangat tinggi. Spesies mikroalga lain adalah Haematococcus yang menghasilkan senyawa astaxanthin. Senyawa ini merupakan antioksidan terkuat di bumi dengan kekuatan 6000x dibandingkan Vitamin C. Astaxanthin saat ini telah dimanfaatkan dalam membantu terapi Covid-19 di berbagai Rumah Sakit.
Ketertinggalan Indonesia sungguh merupakan ironi, karena mikroalga sebenarnya sangat potensial dikembangkan di Indonesia. Mikroalga merupakan makhluk hidup yang berfotosintesis, sehingga membutuhkan cahaya dan air bersih untuk bertumbuh. Kedua factor tersebut sangat melimpah di Indonesia. Hanya saja, harus diakui Indonesia masih tertinggal dalam hal teknologi dan model bisnis yang sesuai.
Para pendiri Spiralife mencoba membenahi gap teknologi dan model bisnis tersebut. Gayung bersambut, dukungan moril dan materiil dating dari Energy and Sustainability Research Institute, University of Groningen, Belanda. Institusi riset kelas dunia tersebut menghibahkan berbagai alat yang digunakan Spiralife untuk memulai perjalanan startup bioteknologi berbasis mikroalga di Indonesia.
Saat ini Spiralife memproduksi dan memasarkan mikroalga, salah satunya spirulina, sebagai bahan baku industry makanan dan minuman, suplemen, dan kosmetik. Selain itu, pada tahun ini, Spiralife akan merilis produk suplemen kesehatan untuk pasar Indonesia.
Beberapa keunggulan Spiralife dibandingkan competitor adalah:
Dibudidayakan di Indonesia
Fasilitas produksi Spiralife berlokasi di Indonesia, negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa. Segala sesuatu yang diperlukan untuk menghasilkan mikroalga secara alami tersedia di sini; sinar matahari yang melimpah, air bersih yang berlimpah, dan tenaga kerja muda yang bersemangat. Faktor-faktor tersebut memungkinkan Spiralife untuk menghasilkan produk mikroalga berkualitas tinggi dengan cara yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Dilandasi temuan ilmiah terbaru
Tim Spiralife aktif terlibat dalam jaringan penelitian mikroalga berskala internasional. Penelitian dan pengembangan telah dilakukan sejak 2010, termasuk empat tahun kolaborasi intensif dengan para peneliti di Eropa, terutama Belanda. Selain aktif di forum ilmiah, tim Spiralife juga sering mempublikasikan laporan penelitian di jurnal ilmiah bereputasi. Keterlibatan ilmiah ini membuat Spiralife berada di garis depan dalam memahami detak pengetahuan tentang produksi mikroalga.
Kualitas terjamin
Tim Spiralife terus memantau fase produksi dan memastikan keamanan dan kepatuhan terhadap persyaratan kebersihan. Kami beroperasi sesuai dengan prinsip Halal dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP).
Teknologi untuk produk murni
Spiralife menggunakan system budidaya yang memastikan proses produksi memiliki kontrol yang lebih baik, sehingga selalu menghasilkan komposisi produk yang stabil dan lebih steril. Spiralife memastikan produk terbebas dari bakteri, logam berat, dioksin, dan agen pengganggu lainnya.
Berorientasi sosial
Spiralife percaya bahwa kemajuan perusahaan harus membawa manfaat bagi masyarakat luas. Selain menjalankan prinsip produksi yang ramah lingkungan, Spiralife sangat peduli dengan kesejahteraan masyarakat sekitar. Misalnya, Spiralife secara teratur menyumbangkan produk kepada petani dan peternak skala kecil, serta aktif dalam pengembangan ekonomi pondok pesantren.
Cukup Fleksibel
Spiralife dapat fleksibel untuk bersama partner mengembangkan bahan fungsional baru yang memenuhi kebutuhan spesifik mereka. Selain itu, Spiralife juga dapat fleksibel untuk melayani kuantitas produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.